BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Tumpukan sampah yang tinggi, terutama pohon bambu, terseret arus deras di Sungai Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (30/11/2021).
Sampah yang sangat banyak itu mengenai jembatan gantung di kawasan Jalan Martapura Lama, Desa Sungai Batang Ilir, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Namun setelah disingkirkan, sampah tidak lagi membahayakan jembatan gantung, warga sudah bisa melintasinya lagi, Rabu (1/12/2021).
Dia pun berharap Pemprov Kalsel membangun jembatan permanen di lokasi tersebut. "Saya dengar kalau jembatan gantung itu aset Pemerintah Provinsi Kalsel," katanya.
itu sudah lama. Pengait, tak lagi kencang. Apabila debit air sungai tinggi, maka kapal motor tak dapat melewati jembatan gantung tersebut.
"Pemerintah Desa Sungai Batang Ilir siap melakukan mediasi dengan warga yang berdekatan dengan jembatan gantung, apabila dibuatkan jembatan permanen," ujarnya.
Pantauan di lokasi, jembatan gantung, kondisinya sudah dapat dilintasi warga kalangan petani dan nelayan. Pita kuning larangan melintas yang sebelumnya dibentang petugas, sudah dilepas.
Sebelumnya, warga gaduh saat melihat tumpukan sampah yang tinggi, hanyut dan kemudian menabrak jembatan gantung.
Kepala Desa, Suriani, segera mencegah warganya mendekati jembatan gantung karena khawatir jatuh korban . Mengingat, arus air sungai sangat deras sampah yang hanyut semakin banyak.
"Saat itu kami sempat khawatir jembatan gantung itu akan putus. Bisa berdampak terhadap rumah warga yang berdekatan jembatan gantung," katanya.
Kemudian, Suriani meminta bantuan UPT Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Banjar serta relawan PMK Abulung untuk menyingkirkan gunungan sampah tersebut.
(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Kepala Desa Sungai Batang Ilir Kabupaten Banjar Berharap Jembatan Permanen Dibangun, https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/12/01/kepala-desa-sungai-batang-ilir-kabupaten-banjar-berharap-jembatan-permanen-dibangun.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono